Minggu, 12 November 2017

Perencanaan Audit Teknologi Sistem Informasi

Menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih dahulu.Audit planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit, kewenangan auditor, adanya persetujuan managemen tinggi, dan metode audit. Metodologi audit:
1.      Audit subject. Menentukan apa yang akan diaudit.
2.      Audit objective. Menentukan tujuan dari audit.
3.    Audit Scope. Menentukan sistem, fungsi, dan bagian dari organisasi yang secara spesifik/khusus akan diaudit.
4.   Preaudit Planning. Mengidentifikasi sumber daya dan SDM yang dibutuhkan, menentukan dokumen-dokumen apa yang diperlukan untuk menunjang audit, menentukan lokasi audit.
5.     Audit procedures and steps for data gathering. Menentukan cara melakukan audit untuk memeriksa dan menguji kendali, menentukan siapa yang akan diwawancara.
6.      Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan. Spesifik pada tiap organisasi.
7.      Prosedur komunikasi dengan pihak manajemen. Spesifik pada tiap organisasi.
8.     Audit Report Preparation. Menentukan bagaimana cara memeriksa hasil audit, yaitu evaluasi kesahihan dari dokumen-dokumen, prosedur, dan kebijakan dari organisasi yang diaudit. Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas:
·         Pendahuluan. Tujuan, ruang lingkup, lamanya audit, prosedur audit.
·         Kesimpulan umum dari auditor.
·         Hasil audit. Apa yang ditemukan dalam audit, apakah prosedur dan kontrol layak atau tidak.
·         Rekomendasi. Tanggapan dari manajemen (bila perlu).
·  Exit interview. Interview terakhir antara auditor dengan pihak manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan tim manajemen bahwa hasil audit sahih

Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:
  1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak.
  2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
  3. Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
  4. Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
  5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.
  6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
  7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control practice

Minggu, 29 Oktober 2017

Audit Sistem Informasi

1.      Pengertian Audit Sistem Informasi
 Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah :
Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”.

2.      Tahapan Audit Sistem Informasi
Tahapan audit menurut Gallegos. Dalam bukunya, “Audit and Control of Information System” yang mencakup beberapa aktivitas, yaitu :
1.      Perencanaan (Planning)
    Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi. Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
·         Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
·          Pengorganisasian tim audit
·          Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
·         Kaji ulang hasil audit sebelumnya
·         Penyiapan program audit
2.      Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
     Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
3.      Pelaporan (Reporting)
   Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.

4.      Tindak Lanjut (Follow Up)
   Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Menurut Weber (2001), tahapan-tahapan audit sistem informasi terdiri dari:

1.      Investigasi dan Penyelidikan Awal
Merupakan tahapan pertama dalam audit bagi auditor eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada unutk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai melaukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien dan mengidentifikasi area resiko.

2.      Pengujian atas Control (Tests of Controls)
Tahap ini dimulai dengan pemfokusan pada pengendalian menegemen, apabila hasil yang ada tidak sesuai dengan harapan, maka pengendalian manegemen tidak berjalan sebagai mana mestinya. Apabila auditor menemukan kesalahan yang serius pada pengendalian manegemen, maka mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.

3.      Pengujian atas Transaksi (Tests of Transaction)
Pengujian yang termasuk adalah pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer sangat berguna dalam pengujian ini dan auditor dapat mengunakan software audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunya dari bank telak dikalkulasi secara tepat.

4.       Pengujian atas Keseimbangan atau Hasill Keseluruhan (Tests of Balances or Overall Results)
Auditor melakukan pengujian ini agar bukti penting dalam penilaian akhir kehilangan atau pencatatan yang keliru yang menyebabkan fungsi sistem informasi gagal dalam memelihara data secara keseluruhan dan mencapai sistem yang efekti dan efesien. Dengan kata lain, dalam tahap ini mementingkan pengamatan asset dan integritas data yang obyektif.

5.      Penyelesaian Audit (Completion of The Audit)
Tahap terakhir ini, auditor eksternal melakukan beberapa pengujian tambahan untuk mengoleksi bukti untuk ditutup dengan memberikan pernyataan pendapat.

3.      Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999:11-13) secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
1.      Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

2.      Menjaga integritas data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem inforamasi. Data memeiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpalihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang beanr bahkan perusahaan dapat menderita kerugian
3.      Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan melikiki peranan pentigndalam proses pemgambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user
4.       Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.

4.      Standar Audit
Standar Audit yang umum digunakan adalah standar yang diterbitkan oleh ISACA(InformationSystemsAudit and Control Association) : 
·         Audit Charter
o   Tujuan, tanggung jawab, wewenang dan pertanggungjawaban atas fungsi audit sistem informasi atau penugasan audit sistem informasi harus didokumentasikan dalam audit charter atau surat penugasan.
o   Audit charter atau surat penugasan harus disetujui dan disahkan oleh pejabat yang berwenang
·         Independesi
o   Independensi Profesional : Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, auditor harus independen dari audit baik secara fakta maupun penampilan
o   Independensi Organisasi : Fungsi audit sistem informasi harus independen dari area atau kegiatan yang direview agar diperoleh penyelesaian penugasan audit yang objektif.
·         Etika dan standar profesional
o   Auditor sistem informasi harus menaati kode etik dari ISACA dalam melakukan penugasan audit
o   Auditor sistem informasi harus melakukan kecermatan profesional dalam melakukan audit termasuk ketaatan pada standar audit
·         Kompetensi profesional
o   Auditor sistem informasi harus kompeten secara profesional dan harus mempunyai keahlian untuk melakukan penugasan audit
o   Auditor sistem informasi harus memelihara kompetensi profesionalnya melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan.
·         Perencanaan
o   Merencanakan lingkup audit yang diarahkan pada tujuan audit dan patuh terhadap peraturan yang berlaku serta standar audit
o   Mengembangkan dan mendokumentasikan pendekatan audit yang berbasis resiko
o   Mengembangkan dan mendokumentasikan perencanaan audit secara detail, meliputi sifat dan tujuan audit, waktu dan perluasan serta tujuan dan sumber daya yang diminta
o   Mengembangkan program audit dan perencanaan serta rincian dari sifat, waktu dan perluasan prosedur audit yang diminta untuk menyelesaikan tugas audit
·         Kinerja Audit
o   Pengawasan - staf audit sistem informasi harus diawasi agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan audit dicapai dan standar audit diikuti
o   Bukti audit - selama melakukan audit, auditor harus mengumpulkan bukti audit yang cukup, andal dan berkaitan dengan pencapaian tujuan audit. Temuan dan kesimpulan harus didukung oleh analisis dan penafsiran bukti yang memadai
o   Dokumentasi (kertas kerja pemeriksaan) - seluruh kerja audit harus didokumentasikan untuk memberikan penjelasan mengenai semua langkah audit dan menyajikan bukti audit yang mendukung semua temuan serta kesimpulan audit.
·         Pelaporan
o   Pada waktu audit telah selesai, auditor harus membuat laporan dalam bentuk yang tepat dan dalam pendistribusiannya harus diidentifikasi organisasi mana saja yang dapat diberikan dan mana yang tidak
o   Laporan audit harus berisi lingkup, tujuan, periode yang dicakup, sifat, waktu dan perluasan pemeriksaan yang dilaksanakan
o   Laporan audit harus berisi temuan, kesimpulan dan rekomendasi serta pembatasan atau pengecualian lingkup audit yang ada
o   Auditor harus mempunyai bukti yang cukup dan pantas untuk mendukung hasil auditnya
o   Ketika diterbitkan, laporan audit harus ditandatangani, diberi tanggal dan dibagikan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam surat penugasan
·         Follow-up activity
o   Sesudah laporan diberikan, auditor harus menerima informasi mengenai tindak koreksi yang telah dilakukan atas rekomendasi yang diberikan dalam waktu yang tepat
5.      Manajemen Risiko
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
1.      Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
2.      Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.
3.      Pengelolaan Risiko
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing).

Sumber :


Minggu, 07 Mei 2017

MEMBUAT OBJEK PADA BLENDER

Halo netizen!

Pada post kali ini saya akan membagikan pada kalian tutorial membuat animasi pada software Blender. Animasi yang akan kita buat adalah animasi sederhana dengan karakter jamur sebagai karakter utama, jamur yang saya maksud adalah jamur seperti pada game mario bros. Nantinya animasi kami ini akan berfokus pada petualangan si jamur kecil ini.

Kami ? ya, project ini saya kerjakan bersama kedua teman saya, kalian dapat menemukan tutorial serupa pada blog mereka yaitu :

Galih Andika Muhammad        http://galihandikamp.blogspot.co.id/
Alfiansyah A Dimarty       https://alfiansyahdimarty.blogspot.co.id/

Nah sebelum saya jelaskan cara membuat animasinya, saya akan menjelaskan hal paling mendasar dari pembuatan animasi tersebut, yaitu 

Membuat Object

Seperti yang sudah saya bilang, object utama kami adalah karakter jamur.yang kurang lebih akan berbentuk  seperti ini :




Nah langsung saja kita masuk ke pembahasan tutorial, Berikut adalah langkah – langkah dalam pembuatan objek menggunakan aplikasi Blender :

1.       
Buka aplikasi blender, versi yang akan kita gunakan adalah Blender versi 2.78

2.        


Setelah terbuka, akan ada object default berbentuk kubus , hapus objek tersebut dengan menekan tombol X, lalu pilih delete
3.        


Buat objek baru dengan menekan tombol shift+A, pilih mesh, cylinder



4.        

Setelah muncul. set properties pada tab kiri bawah menjadi seperti di bawah
5.        


Setelah muncul objek tekan A untuk select semua bagian objek



6.        

Pada tab kiri bawah pada bagian extrude pilih loop cut and slide


7.       
Tempatkan lingkaran pada bagian atas silinder. Lingkaran ini adalah edges untuk menambah variasi bentuk



8.        
Lingkaran bisa dipindahkan dengan menekan tombol G untuk translate, pilih lingkaran dengan menekan alt dan klik kanan pada lingkaran
9.       



Tambahkan 2 lingkaran lagi seperti pada gambar di bawah


  

Selanjutnya pilih bagian edges atas terluar pada silinder, dapat di select dengan menekan tombol shift dan klik pada masing masing edges. Selanjutnya tekan S untuk scale , arahkan ke tengah seperti pada gambar
  


Lakukan pada bagian bawah hingga menjadi seperti gambar berikutnya





Pilih bagian lingkaran seperti pada di gambar


   
Translate dengan menekan tombol G dan tarik ke atas



  
Alihkan pandangan sehingga seperti gambar di bawah, ubah view menjadi faces dan pilih faces pada objek seperti di gambar


  
Tekan E untuk extrude dan tarik kursor ke bawah hingga seperti pada gambar di bawah




Lakukan langkah langkah di atas (loop cut, select, translate,scale) dan bentuk seperti gambar di bawah



Tekan A untuk select all object lalu pindahkan / transform lokasi seperti pada setiingan di tab kanan pada gambar ( x =0, y= 0 , z = 1 )



Pada tab properties di kanan  pilih icon material dan pada tab tersebut tekan new sehingga seperti gambar.  Tarik keluar jendela baru dengan mengklik segitiga di kanan atas jendela dan seret ke kiri. Kita memerlukan dua jendela untuk operasi ini karena kita perlu melihat gambar tekstur sambil melihat objek 3D sehingga dapat melihat bagaimana objek 3D terlihat saat melukis teksturnya. Ubah jendela kiri menjadi UV / Image Editor dengan mengklik ikon kubus kecil di kiri bawah layar dan memilih UV / Image Editor, seperti di pada gambar di atas.



    

Saat ini editor UV kosong, karena Anda belum membuka bingkainya. Kembali ke jendela kanan, dan tekan A untuk memilih semua. Pilih Mesh dari toolbar bawah tampilan 3D, pilih UV Unwrap> Smart UV Project, dan pilih opsi default saat popup muncul dengan mengklik OK.



Sekarang di UV Editor, Anda akan melihat semua wajah jamur yang dipetakan ke gambar    



Tekan B untuk mengaktifkan kotak-pilih dan gunakan tombol kiri mouse untuk menyeret kotak di atas wajah kepala jamur, seperti yang ditunjukkan di bawah.  Lalu, unwrap kembali dengan memilih Mesh> UV Unwrap> Unwrap. Sehingga seperti gambar
   


Lakukan hal yang sama pada batangnya. pilih Mesh> UV Unwrap, tapi kali ini pilih Silinder, karena batangnya agak silindris. Di UV Editor, Anda mungkin harus memperkecil tampilan untuk melihat secara penuh

    


Klik a untuk select all dan pada uv map akan ada faces secara keseluruhan


   
Kembali ke jendela 3D , dan klik ikon Display di toolbar bawah. Saat ini disetel ke Solid, namun pilih Tekstur. Sekarang tampilan 3D akan menampilkan tekstur


  

Pilih jamur Anda lagi dengan tombol mouse sebelah kanan dan tekan Tab untuk beralih ke mode Edit. Tekan A untuk memilih semua, dan kita akan melihat UV  muncul di UV Editor.
Klik tombol New di bagian bawah UV Editor untuk menambahkan gambar baru di balik meshes. Beri nama gambar "jamur21", dan klik pada color swatch. Atur parameter warna ke Red = 1.0, Green = 0, Blue = 0, dan Alpha = 1, seperti gambar di bawah



   

Sekarang jamur akan berwarna merah


  

Ubah setting pada slots, ganti painting mode manjadi image dan pilih gambar sesuai dengan yang tadi kita save pada bagian canvas image





Selanjutnya dengan brush buat titik putih agar jamur kita terlihat lebih mirip jamur




Jika diinginkan kita dapat merubah setiing brush seperti pada tab kanan pada gambar, lalu lanjut membuat titik putih untuk menghias jamur



Selanjutnya warnai bagian batang dengan cara mewarnai bagian mesh pada UV map editor sebelah kanan.



Tambahkan bagian detil seperti mata dengan cara menggambar dengan brush



Jamur sudah selesai dibuat, jangan lupa save file dan export bila perlu.